Jakarta, INDONEWS.ID - MitraSeni Indonesia berpartisipasi dalam acara Parade Budaya dan Tari Merak Sunda dalam rangka HUT DKI Jakarta ke 496 yang di gelar di area Car Free Day Jalan MH Tamrin Jakarta Minggu (11 /6/23).
Sekitar 150 kaum perempuan mengenakan kostume burung merak yang beraneka warna dengan lincah membawakan Tari Merak kolosal yang berasal dari Jawa Barat . Kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan Tari Merak Sunda sebagai warisan budaya bangsa ini diselenggarakan Gema Citra Nusantara berkolaborasi dengan Pusat Bina Tari Irawati Duban yang merupakan Maestro Tari Merak Indonesia.
Baca juga : Duta Damai Dunia Maya dan Duta Santri, Kepala BNPT: Acara Ini Kecil Tapi Dampaknya Besar
Ketua Umum Mitra Seni Indonesia Sari Ramdani Basri , mengapresiasi kegiatan Parade Budaya dan Tari Merak ini. Menurutnya,salah satu misi yang diemban MSI adalah ikut melestarikan seni dan budaya Indonesia, karena itu MSI sangat mendukung kegiatan seni serupa . Lebih lanjut Sari Ramdani menilai , kegiatan ini sekaligus untuk mengajak perempuan dari berbagai komunitas dengan berbagai latar belakang untuk menari bersama dengan tujuan melestarikan budaya melalui seni Tari Merak kolosal.
Sari Ramdani menjelaskan ,kami seluruh Pengurus Inti Mitra Seni Indonesia beserta para anggota dengan semangat mengikuti kegiatan ini .
Ketua Umum MSI juga berharap melalui kerjasama berbagai komunitas yang ada, melalui pendekatan seni dan budaya dapat lebih membuka ruang untuk berekspresi, sekaligus menjadi jembatan untuk memperkenalkan nilai nilai budaya dan kearifan lokal di ruang publik.
Lebih lanjut Sari Ramdani juga menjelaskan dalam waktu dekat Mitra Seni Indonesia juga akan berpartisipasi dalam pemecahan Rekor Dunia Angklung 2023 atau Guiness World Of Records (GWR). Perhelatan akbar ini akan diikuti 15 ribu peserta dari 375 organisasi di Indonesia, tanggal 5 Agustus mendatang.
Sementara itu, Maestro Tari Indonesia Irawati Durban menjelaskan Tari Merak merupakan salah satui Kreasi popular di Jawa Barat. Tarian ini sempat ditampilkan untuk menghibur para delegasi Konferensi Asia Afrika di Bandung Pada tahun 1955.
Tari ini merupakan tari kreasi yang mengekspresikan kehiduan seekor burung merak.
Tari Merak diciptakan oleh seniman sekaligus koreografer tari asal Jawa Barat Raden Tjetje Soemantri pada tahun 1950 .
Sejak penciptaannya, tari Merak karya Tjetje ini dipertunjukan lima kali. Pertama tahun 1955 saat rangkaian kegiatan KAA di Bandung. Hingga pada tahun 1963 setelah sepeninggalan Raden Tjetje Somantri tari Merak ini disempurnakan kembali oleh muridnya Irawati Durban .Struktur koreografi Tari Merak ini diolah kembali. Tari Merak mulai dikenal secara luas hingga saat ini.
Tarian ini menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat karena gerakannya yang indah . Gerakan tarian memiliki makna yaitu perwujudan atas rasa kagum terhadap keindahan burung merak di alam bebas. (Lka)
https://indonews.id/mobile/artikel/332503/Mitra-Seni-Indonesia-Dukung-Pelestarian-Budaya-Melaluu-Seni-Tari-Merak/