Jakarta, INDONEWS.ID - Mitra Seni Indonesia (MSI) kembali menggerakan 5( lima) Seni Panggung Tradisional dan pekerja seni yang terhenti akibat Pandemi Covid 19.
Mitra Seni Indonesia sebagai wadah pecinta dan penggiat Seni di Indonesia tahun 2020 lalu berhasil
menyelenggarakan Pagelaran Amal Ludruk Mitra Seni Indonesia tahun 2020. Hasil dari Pagelaran Amal ini berhasil digulirkan kembali guna menggerakan pekerja seni yang terhenti akibat Pandemi.
Ketua Umum Mitra Seni Indonesia (MSI) Sari Ramdani memaparkan hal tersebut dalam laporannya pada Rapat Umum Anggota tahunan yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Dalam paparannya, Sari Ramdani menegaskan ditengah keterbatasan ruang gerak selama Pandemi, Mitra Seni Indonesia tetap beraktivitas meski secara virtual.
Lebih lanjut ditegaskan, kelima sanggar tersebut yang kini dapat berkegiatan kembali adalah : Sanggar Seni Teater Makyong yang merupakan kesenian Tradisional Riau berupa seni tari, teater yang diiringi musik tradisional; Kita Art Tradisional dari Bali yang merupakan seni tari Bali tradisional dan kontemporer ; Ketoprak Kelana Bakti Budaya Sleman yang menggelar ketoprak secara kreatif; Ludruk Irama Budaya Surabaya, Sanggar Seni Astari Pangkal pinang.
Menurut Sari Ramdani pagelaran tersebut akan ditayangkan secara virtual melalui youtube Mitra Seni Indonesia di mulai bulan April 2021 pada saat merayakan Hari Kartini sebagai Pagelaran Amal yang hasilnya akan digulirkan kembali untuk membantu Kelompok Seni pertunjukan yang terdampak Pandemi Covid 19.
Kegiatan ini diharapkan dapat menggerakan rasa cinta dan peduli masyarakat Indonesia terhadap seni budaya Indonesia terutama generasi muda.
Lebih lanjut ditegaskan Ketua Umum MSI dalam suasana Pandemi selama tahun 2020 MSI juga telah berhasil mengembangkan berbagai aktivitas lainnya seperti pembentukan MSI kuliner, MSI kerajinan.
Peringatan Hari Batik Nasional, serta berbagai pelatihan rutin yang dilakukan secara virtual diantaranya Pelatihan Angklung, Tangklung, Paduan Suara, Melukis dan Pelatihan Vocal.
Mitra Seni Indonesia hingga saat ini memiliki 10 jenis Pelatihan Seni dengan jumlah anggota 863 orang. Pada kesempatan ini juga diberikan penghargaan dari MSI kepada para pelatih terpilih Mitra Seni Indonesia yang berprestasi diantaranya Dulcyana Pahlevi Pahlawani Pieters mendapat Piagam Penghargaan Abhinaya Nispatti yang merupakan penghargaan yang diberikan kepada anggota dan pelatih seni yang telah berkecimpung pada dunia seni budaya minimal 20 tahun dan berprestasi ditingkat Nasional maupun Internasional.
MSI juga memberikan penghargaan tertinggi nya kepada Djaka Muhammad Burhan yaitu Piagam
Aryaguna Sadara Karya sebagai seorang pencipta alat music tradisional ARUMBA ( Alunan Musik
Bambu) di tahun 1960 dan diusia nya yang ke 78 tahun tetap berkecimpung dan giat berkarya di bidang kesenian tersebut dan melatih anggota MSI meski dengan cara virtual seperti saat ini.
Rapat Umum Anggota (RUA) Mitra Seni Indonesia diselenggarakan satu tahun sekali dihadiri oleh
anggota dan pengurus Mitra Seni Indonesia yang merupakan salah satu kewajiban yang tertuang dalam Anggaran Dasar MSI untuk melaksanakan pertanggung jawaban Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan Tahun 2020 dihadapan anggotanya .
———————————
Sekilas mengenai Mitra Seni Indonesia (MSI)
Mitra Seni Indonesia (MSI) adalah perkumpulan yang bersifat nirlaba dan non politik dan berbadan
hukum. MSI didirikan pada tanggal 9 Agustus 2007.
MSI merupakan wadah bagi pemerhati atau pencinta dan pelaku seni untuk bersama2 mengembangkan talenta dalam berkesenian.
Mitra Seni Indonesia didirikan oleh Ir.Sanyoto Sastrowardoyo (alm), ibu Susrinah Sanyoto dan Ibu Sri Harmoko. Saat ini anggota MSI berjumlah hampir 800 orang.
Mitra Seni Indonesia memiliki berbagai kelompok pelatihan diantaranya angklung, arumba, kolintang
dan tangklung, paduan suara, seni lukis, karawitan, tari tradisional, line dance olah vokal dan terbuka
bagi masyarakat yang mencintai seni Website Mitra Seni : www.mitraseniindonesia.com.
https://indonews.id/mobile/artikel/316835/MSI-Berhasil-Gerakan-Lima-Sanggar-Tradisional-yang-Terdampak-Akibat-Pandemi/
Oleh :
- luska